And Let’s the War Begins

February 1, 2008

Kalau ingin marah, marahlah dengan gaya.

Kalau ingin berperang, berperanglah dengan gaya.

Lakukan segala sesuatunya dengan berkelas.

Lupakan cara kampungan yang masih diadaptasi oleh musuh-musuhmu. Tinggalkan ledakan kemarahan dengan lengkingan yang sangat kuno dan ketinggalan jaman ala nyonya tua yang menikah perawan di usia 1/3 abad. What a pathetic show!

And let’s the war begins!

Darn Vader!

February 1, 2008

Darn!

Sepertinya beberapa rencana yang sudah disusun matang ke depan akan tertunda untuk sementara. Hopefully, penundaan itu tidak akan berjalan lama. Cukup satu sampai dua bulan saja. Kalau saja bukan mereka partner bisnis gameQuarters Majestic, pastinya semua tidak akan sekisruh ini. Whew, harapan terakhir, seorang partner baru akan datang, dan partner lama tamat riwayatnya! Semoga partner indeed ini adalah seorang partner yang benar-benar tajir luar dalam, bijaksana, easy going, tahu bisnis game online luar dalam, dan memahami betul apa itu bisnis! (poin terakhir ini adalah poin paling vital)

Dipilih…dipilih…!

January 29, 2008

Bila anda dihadapkan pada sebuah pilihan, jelek tapi kaya atau tampan tapi tongpes, mana yang akan anda pilih? Saat ini saya sedang berandai-andai. Seandainya, saya memiliki uang sebesar US$550, mana yang akan saya pilih? Mengontrak rumah senilai 4,5jt per tahun selama setahun dengan fasilitas lengkap, and no further ‘repot-repot’, atau…sebuah rumah berwajah lumayan senilai 2,5jt per tahun yang hanya dikontrakkan oleh sang pemilik minimal 2 tahun. Tapi,…tidak ada fasilitas dapur, tempat cuci, kran air cuci, dan, tidak ada saluran pembuangan air. (!)

 Seandainya memilih berhemat, pilihan nomor dua adalah pilihan yang bijak. Namun mengingat betapa luar biasanya anak yang saya miliki, wow…tidak dapat terbayangkan! Setiap hari saya harus sibuk ‘mengusir’ anak saya dari area ‘basah’. Omelan dan segala macam bentuk emosi akan meluap-luap. Sungguh, energi yang terbuang sia-sia!

Alternatifnya, saya memperbaiki sendiri area ‘basah’ tersebut. Tentunya, saya harus merogoh kocek pribadi. Wah, saya sangat keberatan! Bagaimanapun juga, meski saya akan mendiami rumah itu selama 2 tahun, itu bukan rumah saya! Dan memodali penampilannya bukan berarti saya bisa memilikinya bukan?

So? Which one I supposed to choose? Setahun di rumah mewah? Atau 2 tahun di rumah derita? LOL…!

Big Fish

November 3, 2007

Pagi yang sepi dalam perjalanan menuju outlet GameQuarter Majestic, suami saya tiba-tiba menyeletuk.

“Tuh, liat tuh. Angkot aja sepi penumpang,” ujarnya sambil menunjuk ke angkot yang baru kami lewati.

“Sekarang tuh yah, usaha apa-apa sepi. “Hmmm, sepertinya ada nada putus asa nih di sini, gumam saya.

Mendengar itu, saya hanya no comment. Satu-satunya jawaban yang keluar hanya tanggapan pendek berupa deham. Saya langsung teringat pada khotbah Pdt. Eku Hidayat. Kira-kira begini katanya:

“Lihatlah perusahaan-perusahaan besar yang sekarang berdiri. Mereka semua telah mengalami kegagalan berulang kali di masa lalu. Kegagalan ada sebuah petunjuk dari Allah untuk kita melakukan tindakan berikutnya.

Bila anda tidak berani melempar sauh ke tengah, anda tidak akan mendapat ikan-ikan besar! Di pinggir, anda hanya akan mendapat ikan-ikan kecil! Keputusannya ada pada anda. Ingin maju, atau bertahan pada keadaan sekarang.”

Pilih mana?

Pizza Hot 2020

September 20, 2007

Beberapa hari yang lalu, seorang fotografer senior kenalan saya mengundang saya dalam obrolan bebas melalui conference room Yahoo! messenger. Di tengah obrolan ngalor ngidul itu, Om J, nama panggilan akrabnya, mengirimkan sebaris link. “Link nostalgia,” begitu katanya. Setelah saya lihat, rupanya link tersebut adalah thread humor di sebuah situs portal fotografi. Isinya memang segar. Dan yang saya posting di bawah ini adalah salah satu favorit saya. Selamat menikmati. Bersiaplah tertawa. Bila anda tidak tertawa, mungkin anda harus segera mengintrospeksi diri. 😀

Rekaman Percakapan telepon pemesanan Pizza tahun 2020

Operator : terima kasih anda telah menghubungi Pizza Hot, Apakah yang bisa saya….

Jason : heloo, saya mau pesan pizza

Operator : Boleh minta nomor kartu KTP anda pak

Jason : tunggu, ini nih : 6102049998-45-54610

Operator : Ok pak Jason, anda tinggal di jalan hangtuah no. 16, nomor telepon rumah anda 02177726378, kantor anda 021665872673 Hp anda 081127894022, anda menelpon dari mana ?

Jason : dari rumah, eh dari mana kamu tahu semua no telp saya ?

Operator : Oh, kami terhubung ke database pusat pak

Jason : apakah saya bisa memesan Seafood Pizza ?

Operator : Itu bukan ide yang bagus pak

Jason : kenapa ?

Operator : Dari medical record bapak, bapak memiliki tekanan darah tinggi dan kolestrol yang sudah berlebihan

Jason : Jadi kamu merekomendasikan apa

Operator : Mungkin bapak bisa memesan Low Fat Hokkien Mee Pizza

Jason : Dari mana kamu tahu kalo saya bakal suka itu

Operator : Hmmm minggu lalu bapak baru membeli buku yang berjudul “Popular Hokkien Dishes” dari toko buku Gramedia Agung

Jeson : Ok terserah lah, sekalian saya pesan paket keluarga, berapa semuanya ?

Operator : Tapi paket keluarga kami tidak akan cukup untuk anak anda yang berjumlah 7 orang PAK .., total keseluruhan adalah rp. 190.000

Jason : Bisa saya bayar dengan Kartu Kredit ?

Operator : Sepertinya bapak harus membayar Cash, kartu Kredit anda telah Over Limit dan anda punya utang di bank sebesar Rp. 5.350.000 sejak bulan agustus lalu, itu belum termasuk denda untuk tunggakan kontrak rumah anda

Jason : ooh ya sudah, nanti saya ke ATM aja untuk narik duit sebelum orang mu datang nganter Pizza

Operator : Mungkin nggak bisa juga pak, record anda menunjukkan bahwa batas anda menarik uang di ATM telah tercapai

Jason : Sialan…. udah lah anterin aja pizzanya kesini, saya akan bayar cash disini, berapa lama Pizza diantar ?

Operator : sekitar 45 menit pak, tapi kalo bapak tdk bisa menunggu, bapak bisa mengambilnya sendiri dengan motor bebek bapak.

Jason : APA ????

Operator : Menurut catatan kami, anda memiliki motor bebek tahun 2015 dengan no pol B3344CD betul kan pak ?

Jason : Sialan, eh brekeleeee!!! kagak sopan banget seh buka-buka record gue, blom pernah ngerasain di tonjok ya !!

Operator : Hati-hati dengan ucapan bapak, apakah bapak ingat 15 mei 2010 anda pernah di penjara 3 bulan karena mengucapkan kata kotor kepada seorang polisi ??

Jason (Diamm,,,,….)

Operator : Ada yang lain pak ?

Jason: tidak ada, eh tapi kalo pesan paket keluarga kan ada gratis coca cola 3 cup kan ?

Operator : Betul pak, tapi menurut catatan kami anda juga mengidap DIABETES, jadi kami tidak mau mengambil resiko pak….. J

Jason: BREKELEEEEEEE…. BATALIN AJA SEMUA !

Operator : Terima kasih atas teleponnya pak, untuk kompalain, saran dan kritik anda bisa mengisi form online pada situs kami, username dan passwordnya tercetak pada bagian bawah kotak pizza yang anda pesan…terima kasih anda telah mengubungi Pizza Hot….

Telepon berikutnya…..

Impotent

September 20, 2007

Hari ini saya menyadari satu hal yang sangat berharga. Ilmu yang tak diasah itu sama seperti pisau yang tumpul, berkarat, buruk, dan perlahan kehilangan nilainya. Hampir 2 tahun lamanya sejak saya menikah, hingga melahirkan 2 anak lelaki, saya hampir-hampir terputus hubungan dengan dunia fotografi. Kesibukan sebagai ibu baru, membuat saya (sengaja atau tidak sengaja, bahkan mungkin bisa dikatakan terpaksa) melupakan kegemaran saya. Hobi saya yang lain mungkin sedikit terselamatkan, karena saya sempat bekerja di perusahaan disain iklan nomor satu di Surabaya (dan mungkin di Indonesia!) sebagai graphic designer di printing department. Membanggakan. Tapi itu tidak cukup menyelamatkan pisau saya!

Beberapa waktu ini saya sudah mencoba untuk mencoba mengasah ingatan saya pada style olah digital saya 2 tahun yang lalu. Tapi hasilnya tidak pernah sama. Tidak sempurna. Tidak memuaskan. Dan sungguh, saya merasa kecewa. Betul-betul saya kecewa berat. Apalagi saat browsing, saya melihat orang lain menghasilkan karya yang membuat saya berdecak kagum. Saya sungguh iri dibuatnya. Saya merasa kehilangan kemampuan untuk berimajinasi!

Kalau saya ini lelaki, mungkin saya bisa disebut sebagai lelaki impotent! Wah, sungguh, saya tidak bermaksud menyombongkan diri. Saya bukan orang yang hebat. Apalagi orang yang sangat hebat, atau bahkan paling hebat.  (!) Tapi setidaknya, bukan seperti saat ini. Karya saya dulu tidak bisa dibilang sangat bagus. Cukup saya menyebutnya bagus. Naif sekali bila seorang seniman tidak dapat menghargai karyanya sendiri, bukan? Saya bukan tipikal orang yang memuji-muji karya sendiri dalam hati, namun berlagak sok rendah hati di depan orang lain yang memuji dengan mengatakan,

“Ah, foto saya itu jelek kok. Masa sih bagus? Foto anda mungkin yang bagus. Saya harus belajar banyak lagi nih!”

Dan sementara itu dalam hatinya berkata,

“Wui…hebat deh gw, dipuji-puji lagi. Gw emang paling hebat! Foto gw cakep banget dah! Nampang ke yang laen aahh!”

Saya bukan orang yang seperti itu, dan tidak ingin seperti itu. Menakutkan!

Well, kembali ke persoalan ini, rasanya benar-benar frustasi mendapati diri dalam keadaan tidak kreatif, miskin imajinasi, dan satu persatu lupa pada ilmu yang telah dipelajari. Sungguh mimpi buruk!

Seandainya viagra dan sejenisnya mampu membangkitkan gairah saya, dan mengembalikan sedikit ‘keperkasaan’ saya, saya akan membelinya!

90% or 93% Geek?

September 20, 2007

Beberapa waktu yang lalu, iseng-iseng saya mengisi sebuah kuis online. Hasilnya, menurut situs ini saya 93% geek! Saya tidak tahu, sebaiknya saya memilih untuk merasa bangga atau mending malu saja dengan predikat ini? What’s geek anyway, huh? Masih penasaran, beberapa hari kemudian saya mencoba kembali kuis tersebut. Tentunya dengan jawaban-jawaban yang sama. Anehnya, situs ini mengatakan bahwa saya 90% geek! Lhoh? Kok bisa berkurang? Apakah ke-geek-an saya bisa berkurang? Meski dengan jawaban yang sama? Kuis yang aneh…

Di bawah ini saya posting html code dari hasil kuis saya yang terakhir, yang bernilai 90%. Sayang, untuk result yang 93%, saya tidak menyimpan kodenya. Waktu itu, saya pikir buat apa? Gak penting banget kalee…

90-percents-geek1.jpg

Voila!

September 20, 2007

Whops! Rupanya tidak memerlukan waktu lama untuk mengganti kata ‘awal’. Ternyata sederhana saja. Persoalannya terletak pada pilihan primary language yang saya gunakan di blog ini. Setelah iseng-iseng saya mengubah pilihan bahasanya kembali ke mode bahasa inggris, page tittle-nya tidak lagi ‘awal’ tapi sudah berganti menjadi ‘home’. Sound silly and not worthy to seek, huh? Tapi buat saya itu sangat memuaskan. Well, meski ternyata kata tersebut settingnya default, alias tidak bisa diganti-ganti, setidaknya lebih enak dibaca dibanding sebelumnya. Eits, bukannya saya tidak suka bahasa Indonesia loh. Ini hanya masalah perpaduan yang tepat saja. Berkelit? Tidak juga.

Much Better

September 19, 2007

Ini adalah kali pertama saya menggunakan wordpress sebagai media tulis di dunia maya. Setelah sebelumnya, beberapa kali saya menikmati jasa tetangga. Cukup lama juga kesetiaan saya diuji. Menurut istilah dunia bisnis, ‘loyalitas’ saya benar-benar bisa diacungi jempol. Selama kurang lebih 4 tahun, saya mengubek-ubek situs karywan bengkel, typography, dan yang terakhir situs plain, sederhana, apa adanya,  saat saya sudah mulai bosan bereksperimen. Dan selama itu saya tidak pernah terbersit sedetikpun untuk pindah ke lain hati!

Menjadi blogger user selama beberapa tahun, dan tidak pernah berpaling kepada yang lain membuat saya sedikit jengah dengan menu yang ditawarkan oleh si ganteng ini (Oh, yah, anyway, ini adalah layout gratis paling keren yang pernah saya pakai! Terima kasih buat designernya. Anda luar biasa!). Meski tampaknya mudah, masalah kebiasaan menjadi kendala yang tidak bisa disepelekan. Mulai dari membuat halaman baru, memanage halaman, hingga mencoba menghilangkan border pada link foto. Semuanya benar-benar menguji kesabaran saya! Tapi sebagai awalan, penampilan blog baru saya ini terhitung lumayan lah. Meski sedikit mengganjal saja pada tulisan ‘awal’, yang tercantum di sebelah kata ‘about’. Itu, yang letaknya di sebelah kiri, tepat di bawah gambar utama halaman ini.

Rasanya, kata pilihan kata awal benar-benar kurang tepat.  Bukan pilihan kata yang enak dibaca menurut hemat saya. (waduh?). Seandainya saya tahu dimana menu untuk mengubahnya, saya lebih memilih untuk mengganti kata ‘awal’ dengan kata ‘thought’. Bukan bermaksud sok inggris, tapi memang begitulah maksud blog ini saya buat. Ditujukan sebagai tempat menumpahan curahan isi hati. Sehingga, kata ‘awal’ terasa…entah bagaimana menjelaskannya. Pokoknya tidak enak saja. Mengerti kan maksud saya? Lagi pula, apa juga maksudnya ‘awal’?

Entahlah, yang jelas, sepertinya sampai tulisan ini selesai saya posting, saya masih tidak tahu di mana menu untuk mengubahnya.

Well, whatever. Yang jelas, di luar persoalan mengganti tittle halaman, wordpress benar-benar luar biasa. Bila dianalogikan sebagai persoalan kawin cerai dalam rumah tangga yang kini sedang trend, tampaknya saya akan bertahan cukup lama dengan si tampan ini.

Bagaimana dengan anda? 🙂

My 1st Post

September 19, 2007

Yup. My 1st post in my new cyber diary. Hope this will be the newest and the last. Ever!